Linggaindonesia.com, Malang Kota –Semakin berkurangnya donor asing yang memberikan dukungan kepada organsasi non profit menjadi tantangan tersendiri bagi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Indonesia. Tidak sampai disitu saja, tuntutan administratif untuk terwujudnya akuntabilitas organisasi juga menjadi prioritas donor saat ini. Ditengah gempuran banyaknya bermunculan lembaga lembaga baru saat ini juga memaksa organisasi nirlaba yang sudah malang melintang  di kegiatan nonprofit dipaksa untuk lebih mempunyai inovasi dalam merumuskan program kerja, agar tetap bertahan di kuatnya arus persaingan.

Jaringan Indonesia Positif

sejumlah peserta pelatihan

Jaringan Indonesia Positif (JIP), yang saat ini dipercaya sebagai sub sub recipient (SSR) oleh Indonesia Aids Coalition (IAC) menjawab tantangan tersebut dengan mengadakan pelatihan akuntabilitas bagi organisasi nirlaba, kegiatan yang berlangsung dari tanggal 18 – 20 Juni 2019 tersebut digelar di hotel Harris kota Malang. Terpantau di absensi kehadiran perwakilan dari masing masing lembaga sedikitnya ada 12 organisasi nirlaba di Malang raya yang berpartisipasi dalam pelatihan tersebut. Materi yang dibahas dalam pelatihan tersebut diantaranya adalah teori Leadership, Monev, dan standar akuntasi entitas nirlaba. Yakni prinsip dasar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45.

Hadi Prayitno dari Karitas Sani Madani (Karisma) Jakarta yang saat itu didaulat menjadi trainer menyatakan “PSAK 45 merupakan pernyataan standar akuntasi keuangan nomor 45, disitu semua bentuk pelaporan dan pencatatan keuangan khusus organisasi nirlaba dituangkan” secara tegas Hadi, menyimpulkan semua sistem pelaporan organisasi non profit harus berpatokan pada PSAK nomor 45. Dilansir dari iaiglobal.or.id, Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan nomor 45 merupakan panduan dan rujukan untuk pelaporan keuangan organisasi nirlaba, yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Menurut  pantauan linggaindonesia.com, yang saat itu berada di kelas keuangan, para partisipan dari 9 perwakilan lembaga terlihat belum begitu familiar dengan format Standar Akuntasi Keuangan entitas nirlaba, ini terlihat tidak ada satupun partisipan yang secara mulus mampu menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh mentor .

Namun demikian, Hadi sangat mengapresiasi antusiasme para partisipan yang terus aktif menyelesaikan semua tugas yang diberikan saat kelas berlangsung.  Sementara itu masih ditempat yang sama Yayuk dari perwakilan TB Care Aisyiyah berharap supaya pelatihan ini ada keberlanjutan, sehingga dapat meningkatkan posisi tawar organisasi nirlaba di Indonesia .