Membangun Bumi untuk Rumah Kehidupan Bersama – Satu Bumi untuk Masa Depan
JIKA …
‘Jika Bumi adalah Ibu, Kita Manusia Memperkosa Ibunya
Setiap Hari, Setiap Jam, Setiap Menit, Setiap Detik
Jika Laut Adalah Ibu, Kita Manusia Memperkosa Ibunya
Setiap Hari, Setiap Jam, Setiap Menit, Setiap Detik
Jika Hutan Adalah Ibu, Kita Manusia Memperkosa Ibunya
Setiap Hari, Setiap Jam, Setiap Menit, Setiap Detik’
Penggalan lirik lagu yang berjudul ‘Lagu Bebal’ yang dinyanyikan oleh grup musik balada Sisir Tanah, menggambarkan pesan bahwasanya bumi yang digambarkan sebagai seorang ibu sebagai tempat pijakan semua makhluk hidup saat ini sedang dalam keadaan kritis dan rusak akibat ulah manusia, apabila kondisi itu tidak segera diselamatkan niscaya bumi tidak akan mampu mendukung kehidupan selanjutnya.
Salah satu momentum yang ada di bulan Juni berkaitan dengan persoalan lingkungan adalah adanya peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia (World Environment Day). Sejarah peringatan World Environment Day (WED) di ambil pada saat Konferensi Stocklom tahun 1972 yang merupakan konferensi tingkat dunia pertama yang membahas isu lingkungan dan meletakkan dasar untuk pengaturan global mengenai perlindungan lingkungan. Majelis umum PBB menyampaikan bahwa Bumi menghadapi tiga masalah utama yaitu :
- Iklim yang meningkat dengan sangat cepat bagi manusia dan alam untuk beradaptasi.
- Hilangnya habitat dan factor lain yang menyebabkan sekitar 1 juta spesies terancam punah.
- Polusi yang terus meracuni udara, tanah dan air.
PBB menyampaikan jalan keluar dari masalah ini adalah mengubah ekonomi dan masyarakat kita menjadi inklusif, adil, dan lebih terhubung dengan alam. Kita harus beralih dari merusak planet ini menjadi memperbaiki planet ini.
Dengan kondisi sekarang, banyak organisasi – organisasi lingkungan hidup bekerja dengan tujuan untuk menyelamatkan planet bumi supaya tetap bisa mendukung kehidupan ke depan. Organisasi – organisasi ini bekerja pada berbagai level di masyarakat dan pemerintah.
Lingga Indonesia dalam momentum World Environment Day pada bulan Juni ini berkesempatan untuk mengikuti kegiatan Webinar organisasi Campaign.com, salah satu organisasi kampanye dengan platform digital yang menyuarakan isu – isu perubahan sosial dan mendorongnya menjadi gerakan kampanye bersama. Webinar dilakukan pada tanggal 9 Juni 2022 dengan mengambil tema kegiatan Organizers Fair: Better Earth, Better World yang membahas tentang permasalahan – permasalahan yang terjadi pada lingkungan dan merusak bumi sebagai tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini Hanna Astaranti – . Kegiatan ini di ikuti oleh banyak organisasi yang berfokus pada isu lingkungan yang di motori oleh anak – anak muda yang turut mengambil bagian dalam upaya pencegahan kerusakan lingkungan di Indonesia, seperti di antaranya organisasi dari Aceh, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Bali hingga Maluku. Proses awal setelah perkenalan, dilanjutkan dengan sesi diskusi dimana dari fasilitator diskusi menyampaikan pertanyaan bagaimana caranya mengatasi pemanasan global. Masing – masing peserta memberikan pendapatnya dan saling berbagi pengalaman dari berbagai wilayah dan hampir secara keseluruhan menyoroti salah satu persoalan kerusakan lingkungan adalah adanya penggunaan plastik yang semakin tidak terkendali dan pengelolaan sampah plastik yang tidak maksimal. Selain itu juga tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam membuang dan mengelola sampah dan perilaku ‘nyampah’ dimana – mana masih cukup tinggi seperti tempat umum, tempat wisata, di sungai yang berdampak terhadap lingkungan lebih luas dan perjalanan sampah berakhir di laut.
Lingga Indonesia sebagai organisasi perubahan sosial dengan tajuk Community Organizing For Action terus berupaya terllibat dalam kerja – kerja pengorganisasian komunitas untuk mendorong lahirnya aksi sosial di masyarakat yang berdampak terhadap adanya perbaikan lingkungan. Melalui momentum Satu Bumi untuk Masa Depan, Lingga Indonesia selanjutnya akan membangun kampanye dan aksi untuk mendorong masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan persoalan plastik, khususnya masyarakat di Malang Raya dengan harapan kepedulian kolektif terhadap lingkungan hidup adalah sebuah investasi masa depan yang akan diwariskan pada generasi selanjutnya dan menjadi sebuah hubungan yang harmonis dalam bumi manusia(*)
Recent Comments