Kabupaten Malang – Acara Diskusi Publik semi pelatihan program Pemuda Rembuk Desa (PRD) yang diinisiasi oleh organisasi Lingkar Gagasan Indonesia (LGI) melalui Zoom Cloud Meeting, kamis (12/10/2020), berakhir baku hantam dengan jaringan sinyal yang buruk. Betapa tidak, di sesi awal yang dibawakan oleh narasumber Sri Widayati yang merupakan pengajar Ilmu Komunikasi FISIP Unmer Malang, sinyal masih pro aktif dengan Webinar ini, sehingga paparan maupun praktek dapat berjalan dengan lancar.
Menurut Sri Widayati, kenapa pelatihan interpersonal itu penting, karena pemuda sebelum ikut berkontribusi dalam pembangunan desa alangkah baiknya pemuda yang merupakan ujung tombak pembangunan desa perlu mengenali potensi dirinya masing – masing.
“Kalau kita bicara tentang personality maka secara otomatis kita akan bicara tentang bakat yang kita miliki, bagaimana cara melihat bakat dan kepribadian kita?! Sebenarnya ada acara mengenal bakat dan kepribadian kita, diantaranya Melalui diri kita sendiri yaitu dengan instropeksi. Kemudian bisa melalui orang lain dengan cara meminta feedback (umpan balik) akan tetapi jangan merasa sakit hati Ketika umpan balik tersebut tidak sesuai dengan harapan kita, jadikan itu sebagai masukan dan bekal untuk memperbaiki.” terangnya
Narasumber juga menjelaskan agar kita tidak sembarangan meminta umpan balik kepada sembarang orang, dikhawatirkan tidak ada perubahan yang signifikan terhadap perubahan perilaku kita.
Sementara itu, narasumber kedua Yoga Ardianto dari Lingkar Gagasan Indonesia (LGI) menjelaskan latar belakang inisiasi program PRD. Dengan suara terbata – bata karena sinyal internet yang tidak menunjukkan kedigdayaannya dalam jaringan, akan tetapi pesan dapat diterima peserta PRD melalui tampilan paparan.
Dalam tampilan slide paparan yang kami tangkap melalui monitor pantau menjelaskan bahwa latar belakang PRD salah satunya adalah, lemahnya pribadi pemuda dalam berkontribusi di pembangunan pedesaan yang disebabkan oleh kurangnya kepercayaan pemerintah desa terhadap pemuda dan rasa minder pemuda itu itu sendiri.
Ibarat berlarian menggapai jaringan sinyal yang bagus, paparan demi paparan terus disampaikan. Kendatipun suara narasumber putus – putus. Dari sini peserta PRD mulai gerah dengan ulah jaringan internet yang tak kunjung stabil, dan mengakibatkan 65% peserta pergi meninggalkan ruangan virtual tanpa permisi.
Dan di sesi ujung, yang merupakan evaluasi kegiatan ini, panitia PRD menyepakati bahwa penyampaian materi tidak maksimal, karena kendala jaringan internet belum lagi factor teknologi yang sebagian besar belum ramah dan familiar terhadap kegiatan dalam jaringan.
Oleh : Iwan
Pengunggah : Iwan
Recent Comments